Masalah lini tengah
masih menjadi problem Timnas Indonesia
U-23. Menghadapi Malaysia organisasi permainan sama sekali tak
berjalan. Kini melawan Vietnam di semifinal, Pelatih Rahmad
Darmawan tampaknya perlu melakukan terobosan baru.
Sudah empat laga dilakoni Timnas U-23 di ajang SEA Games 2011.
Tim Garuda Muda sukses memukul Kamboja 6-0, Singapura 2-0,
dan Thailand 3-1. Hasil itu sudah cukup membawa Indonesia lolos
ke semifinal.
Meski meraih hasil positif, namun Timnas U-23 masih belum
menunjukkan permainan impresif. Permainan kurang atraktif
karena suplai bola dari tengah ke depan sangat minim.
Saat menghadapi Malaysia di partai terakhir Grup A, Rahmad
memutuskan merombak komposisi pasukannya. Selain untuk
recovery pemain, RD juga ingin menjajal Ramdani Lestaluhu
sebagai pengatur serangan. Ia berduet dengan Mahardiga Lasut.
Sayang eksprimen tersebut tak berjalan maksimal. Ramdani gagal
menjalankan fungsi sebagai playmaker. Ia kurang sabar dalam
penguasaan bola. Visi bermainnya juga lemah sehingga tak bisa
mengatur aliran bola dan mengatur ritme permainan.
Ini terlihat jelas saat lini tengah Timnas U-23 kalah jauh dari
Malaysia, terutama pada babak pertama. Tim lawan lebih dominan.
Mereka bermain dengan sangat nyaman sehingga mudah
membangun serangan.
Dengan performa Mahardiga, Hendro Siswanto, serta Ramdani
yang tak memuaskan di lini tengah, tak ada salahnya RD membuat
perubahan komposisi pemain. Salah satunya adalah memainkan
Diego Micheils sebagai gelandang mendampingi sang kapten Egi
Melgiansyah.
Dalam tiga awal, Diego bermain sebagai bek kiri. Ia kemudian
masuk sebagai pengganti Septia Hadi di babak kedua saat melawan
Malaysia, dan menempati pos bek tengah. Pemain naturalisasi ini
mampu memerankan tugas dengan sama baiknya.
Dalam beberapa kesempatan, Diego sering melakukan penetrasi
hingga ke lapangan tengah. Ia memiliki kemampuan mengolah dan
penguasaan bola yang baik. Ia juga bisa bermain dengan umpan-
umpan pendek satu dua sentuhan. Pemain jangkung ini mampu
bekerjasama dengan Egi.
Sebagai "pemain asing" yang ditempa di luar negeri, Diego terlihat
sangat tenang dalam memainkan bola. Tak ada kesan buru-buru
untuk menyerang, seperti yang menjadi problem utama anak asuh
RD.
RD pun mengakui Diego memiliki kemampuan dalam melakukan
penetrasi dan berperan sebagai midfielder. Apalagi seperti yang
diungkapkan RD usai latihan kemarin sore, Diego memang awalnya
seorang gelandang.
Jadi, tak ada salahnya RD memainkan Diego sebagai gelandang atau
playmaker untuk berduet dengan Egi di lini tengah saat laga
semifinal melawan Vietnam, malam ini, di Stadion Gelora Bung
Karno. Untuk bek kiri, bisa dipasang Yericho Cristianto atau Hendro.
RD bisa meniru terobosan yang dilakukan Manajer Manchester
United Sir Alex Ferguson dan Manajer Inggris Fabio Capello yang
memainkan seorang Phil Jones sebagai gelandang. Padahal posisi
aslinya adalah bek tengah, dan kadang bermain sebagai bek kanan.
Hasilnya, performa Jones sebagai gelandang sangat memuaskan
saat melawan Spanyol dan Swedia dalam laga uji coba belum lama
ini. Sampai-sampai Capello menyamakannya seperti Franco Baresi
dan Fernando Hierro, dua pemain yang mampu bermain sebagai
bek tengah dan gelandang dengan sama bagusnya.
Tapi ini hanya sumbang saran buat RD. Siapa tahu bisa menjadi
solusi untuk mengatasi problem lini tengah Timnas U-23. Sebagai
pelatih, RD tentunya lebih tahu dengan kemampuan dan kondisi
pemainnya.
Yang pasti, siapa pun dimainkan, publik Tanah Air berharap
Indonesia bisa mengalahkan Vietnam untuk lolos ke final kemudian
merebut medali emas, untuk mengakhiri penantian panjang selama
20 tahun.
sumber
Tidak ada komentar:
Posting Komentar